among us

Wednesday 1 May 2013

Bandung, Beberapa Tahun Kemudian...

Catatan : tulisan ini hanya pandangan pribadi penulis, tidak ada motivasi menyudutkan pihak-pihak manapun.



Setelah sempat mengenal baik dengan Bandung dalam kurun waktu kuliah dulu, beberapa waktu yang lalu saya kembali mengunjungi Bandung atas alasan sebagai tour guide teman yang belum pernah ke Bandung. Setelah beberap tahun saya tinggal, ternyata banyak banget perubahan di Bandung. Beberapa diantaranya :

1. Sampah

Yups, sepertinya makin banyak sampah di jalanan Bandung dibanding beberapa tahun lalu. Bukannya menganggap kota lain bersih, tapi sampah di Bandung sudah masuk tahap "keterlaluan." Kemanapun saya melangkah, pasti ada sampah di sudut-sudut bangunan atau pinggir jalan. "Lah, ini mana citra Kota Kembangnya?" gumam saya dalam hati waktu jalan-jalan di Bandung beberapa waktu lalu. Bahkan, saat saya ada di pusat kota Bandung dan naik ke Kawah Putih dan Situ Patengan, masih aja ada sampah di situs tersebut, walaupun nggak ada sampah di kawasan perkebunan teh. Pengennya sih, Bandung bebas sampah baik yang terlihat maupun yang tak terlihat...(kayak jin aja...).

2. Kesejukan

Pertama kali saya ke Bandung dulu, saya nggak pernah sekalipun lepas jaket karena gak biasa sama udara di Bandung yang tergolong dingin buat saya. Maklum, tinggal dekat pantai di pesisir pantai utara Jawa dulu terasa  jauh banget beda suhunya. Dalam kunjungan kenegaraan ke Bandung kemarin, saya malah cuma pakai kaos T-Shirt aja dan nggak kerasa dinginnya Bandung, bahkan saat hujan sekalipun. Benarkah Bandung makin panas? Apa karena kebanyakan rumah dan kendaraan ya....

3. Pedagang Kaki Lima

Salah satu yang saya suka dari Bandung adalah karena cuma di kota ini, sejauh pengamatan saya yang punya jalur trotoar untuk pedestrian yang lebar dibanding kota lain. Ditambah lagi masih banyak pohon peneduh, jadi jalan kaki terasa nyaman. Nah... sewaktu kunjungan saya kemarin, makin banyak aja yang jualan di trotoar. Bukannya gak senang sama mereka yang cari rezeki, tapi kayaknya sudah "over" pedagang di trotoar dan pinggir jalan. Akibatnya, kita yang mau jalan kaki mesti serasa "minta izin" sama pedagang yang jualan di trotoar atau bahu jalan. Ini termasuk yang mengurangi kenyamanan jalan-jalan di Bandung juga menurut saya.

Ada lagi sih, misalnya masalah kemacetan yang makin menjadi-jadi apalagi di Jalan Otista di depan Pasar Baru yang bikin...weehhh...terus juga makin banyak angkot berseliweran di seantero Bandung yang kayaknya bakal mengalahkan Bogor sebagai kota sejuta angkot. Sisi positif yang saya suka, masih ada Pasar Kaget setiap minggu di depan Gasibu...soalnya saya selalu suka beli susu murni yang murah di sana, cuma Rp2.500 sebungkus...hehehe...

Semoga Bandung punya sistem tata kelola kota yang baik, jangan sampai tunggu semerawut dulu baru ditertibkan. Meningkatnya turis ternyata tak secepat meningkatnya kemudahan dan fasilitas publik di Bandung. :)

2 comments:

  1. irdhi, 5-7 july free tak? MAS ada promo ke Medan..jom, bukit lawang..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Saya ujian pada 5-6 Juli...:(
      tanggal 28-30 Juni saya free...:)

      Delete