among us

Saturday 11 May 2013

Rumah Tjong A Fie alias Tjong A Fie Mansion di Medan

Hmmm...ini judul terpanjang yang pernah saya tulis di blog sampai saat ini...maklum, bahkan untuk orang lokal sendiri belum tentu pernah ke sana. 

"Hah, ngapain kau ke sana ? memangnya ada apa di sana?" kata salah satu teman waktu saya cerita saya ke Rumah Tjong A Fie.

"Ahh...males aku ke sana, 35 ribu mahal cuma untuk nengok kayak gitu aja..." pernyataan teman saya lagi waktu saya sebut harga tiket masuk dan motivasi saya ke sana.

Sebenarnya, sejak diketahui bahwa kota Medan kering banget sama wisata budaya, Rumah Tjong A Fie adalah salah satu peninggalan yang mesti dilestarikan. Selain Istana Maimoon dan Masjid Raya yang sudah terkenal. Dan menurut saya, salah satu caranya adalah... dengan mengunjunginya.

Maka, pada suatu hari di Februari 2013 saya pun ke sana, dengan mengaku dari Jakarta (soalnya malu juga, udah sejak lahir di Medan tapi gak pernah ke situ), saya pun membayar 35 ribu tiket masuk. Si mbak penjaga memberi tiket dan dipersilakan masuk. Eh...ternyata si mbak juga yang merangkap jadi tour guide (walaupun bangunan antik, sebagian dari ruangan rumah masih ditempati...takutnya ntar masuk kamar orang lagi kalau nggak ada tour guide...) dan kita mulai perjalanan dari sayap kiri bangunan.
 

Sayap kiri bangunan dulunya kamar tidur, yang kemudian diubah jadi ruang kerja. Di sini masih ada klipingan koran-koran dari tahun 1950-an dari bahasa Belanda (sumpah...gak ngerti bacanya...) dan juga peralatan tulis. Di ruangan sebelahnya, ada piano tua yang konon dari zaman Tjong A Fie masih hidup dan surat wasiat Tjong A Fie untuk menjaga rumah seisinya kepada anak cucunya yang sudah diperbesar. Imajinasi liar saya : Kira-kira itu piano suka usil main sendiri gak ya, malam-malam ???



Pindah ke bangunan utama, kita masuk ke ruangan foto, dipajang banyak foto Tjong A Fie : Tjong A Fie dengan keluarganya, istri Tjong A Fie, Tjong A Fie dengan pejabat Belanda, Tjong A Fie dengan keluarga Sultan Deli, dan lain-lain. Setelah itu, masuk ke ruang makan.

Kata si mbak, semua yang ada di meja makan adalah masih perabotan asli dari dulu. Gak kebayang itu mahalnya, *eh* , antiknya itu perabotan. Meja makannya sama kayak model keluarga Eropa dulu, tapi dengan sentuhan etnis Tionghua. 

Kemudian, masuk ke kamar Tjong A Fie yang sebenarnya, ada koper besi yang beratnya subhanallah banget. Konon, koper itu yang di bawa Tjong A Fie sejak merantau dari China membawa segala barang-barangnya. Bayangkan, koper dengan ukuran kira-kira 1,5mx1mx30cm dari besi solid. Ckckck....gimana dulu bawanya ya?

Di kamar Tjong A Fie juga banyak berkas-berkas seputar perusahaan beliau di tanah Deli. Termasuk catatan peminjaman dari bank. Perjalanan lanjut ke ruang tamu yang dibagi tiga : ruang tamu untuk keluarga, ruang tamu utama di depan untuk tamu pejabat Belanda dan umum, dan ruang tamu khusus untuk menyambut Sultan Deli. Dan...suasana interiornya beda-beda semua!

Ruang tamu keluarga interiornya berunsur Tionghua, dengan guci besar dan lukisan benang bergambar burung Phoenix. Ruang tamu besar, suasanya ala Eropa dengan kursi yang juga mirip kursi ala Eropa. Nah...yang menakjubkan, ruang tamu khsusus Sultan Deli. Konon, Tjong A Fie berteman dekat dengan Sultan Deli, bahkan anak Sultan dianggap anak angkat. Tjong A Fie juga menyumbang uang untuk pembangunan Masjid Raya dan Istana Maimoon, dan juga memberikan hadiah jam untuk gedung Staadhuis yang sekarang jadi Balai Kota. Seluruh ruangan tamu bernuansa Melayu dengan dibalut warna kuning emas, warna khas Melayu Deli.

Naik ke atas, di lantai dua. Ternyata di atas yang ada adalah ruang dansa untuk tamu-tamu Tjong A Fie dulunya. Dipamerkan juga foto-foto kota Medan zaman dahulu (yang pasti lebih indah dari sekarang...*sigghh* ) dan foto saat Tjong A Fie meninggal. Oh ya, ada dua altar di rumah Tjong A Fie, altar yang atas masih dipakai keturunan Tjong A Fie dan yang di bawah, boleh untuk foto-foto (tapi nggak deh...entar di fotonya ada muncul sesuatu lagi...hehe...).

Selesai tur, sekali lagi wawasan saya bertambah terhadap satu tempat wisata baru, yang buat sebagian orang terlupakan. Sayangnya, banyak yang nggak tau tempat ini, dan malah lebih tau Leong Fat Tze mansion di Penang, Malaysia. Padahal mirip sih. Tapi kayaknya Pemkot kurang peduli sama yang beginian.... :(

1 comment: