among us

Saturday 24 December 2011

Salah Hitung

Kesalahan hitung sering kita jumpa di hidup sehari-hari. Sebenarnya manusiawi sich kalok ada yang salah hitung, apalagi gak pake bantuan apa-apa dan data yang dimasukkan banyak. Tapi, jadi masalah kalok salah hitungnya ada pada waktu tertentu di tempat tertentu. Misalnya salah hitung jumlah inventory barang ato salah hitung jumlah uang gaji karyawan (yang terakhir dampaknya besar... lho... ).


Semakin penting suatu pekerjaan, ketelitian dituntut semakin tinggi. Apalagi kalok hasil hitungan jugak dipakek untuk perhitungan anak-cucu perhitungan berikutnya. Kalok masih sekolah, okelah kalok salah hitung. Toh guru bisa mengkasi tau jawabannya. Kalok udah di kerjaan?  Minimal kenak maki sama atasan dan paling parah : dipecat, d-i-p-e-c-a-t, DIPECAT!


Bagi orang manapun, sukak matematika ato nggak itu gak ngaruh. Yang benar adalah seberapa sembrono ato teliti kita. Lagipula di dunia kerja hampir tak ada hitungan serumit dan sebanyak pas sekolah ( kecuali dia ilmuwan... ). Dari sekian banyak hitungan paling cuma beberapa yang dipake. Gak kan ditanya soal integral ato diferensial untuk orang yang kerja di kebun kayak awak. Tapi pasti ditanya soal itu kalok klen jadi guru matematika SMA.

Akibat salah hitung yang terkenal belakangan ini adalah robohnya Jembatan Kukar tu. Bayangkan akibat salah masuk baut 1 mm aja satu bangunan bisa tumbang. Berapa nyawa yang bisa jadi korban?


Untunglah badan kita dibuat oleh Yang Maha Teliti. Nggak ada yang salah hitung, nggak ada jantung di kepala ato jari tangan tumbuh perut. Jadi, salah hitung lebih ke karakter seseorang, bukan kepintaran seseorang. Teliti ato sembrono kah klen?


Published with Blogger-droid v2.0.2

No comments:

Post a Comment